Category Archives: Homeschooling

Homeschooling

Program dan Kurikulum

Program homeschooling Little Shine ditujukan untuk jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sistem pembelajarannya adalah siswa dan siswi datang ke sekolah di Little Shine sebanyak 3 kali dalam seminggu. Lama pembelajaran adalah 3 jam sekali datang.

Program kurikulum Little Shine Homeschooling menggunakan kurikulum nasional. Selain itu siswa dan siswi juga mendapatkan materi akademis dan juga mendapatkan ekskul seperti musik, renang, kelas memasak (cooking class) dan ketrampilan.

Tentang Homescholling

Little Shine Homeschooling

Setiap anak memerlukan layanan pendidikan yang berbeda. Homeschooling atau sekolah rumah merupakan pilihan yang dapat menampung berbagai sifat anak yang unik. Bukan hanya unik secara fisik dan psikis, tetapi juga unik karena berasal dari berbagai macam latar belakang budaya, pola piker, kekhususan (bakat dan minat yang khusus) serta kepentingan yang khusus. Homeschooling merupakan pendidikan yang memiliki kesetaraan legalitas yang sama dengan pendidikan nasional, namun lebih sesuai dengan kebutuhan anak.

Saat ini, Homeschooling (Sekolah Rumah) mulai menjadi salah satu metode pendidikan alternatif para orang tua untuk anak-anaknya. Pilihan ini muncul karena adanya pandangan dari beberapa orang tua bahwa pendidikan dalam sekolah umum kurang mendukung minat dan bakat bagi anak-anaknya. Di Indonesia, keberadaan Home Schooling sudah mulai menjamur di kota – kota besar.

Home Schooling sendiri dapat diartikan sebagai proses pendidikan yang dilakukan oleh orang tua atau keluarga dengan proses belajar mengajar yang berlangsung dalam suasana yang kondusif. Tujuannya, agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Ada beberapa alasan mengapa para orang tua di Indonesia lebih memilih sekolah rumah. Kecendrungannya antara lain, bisa menekankan kepada pendidikan moral, pendekatan belajar individual dengan melihat keunikan setiap pribadi, suasana belajar yang menyenangkan, memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual, tematik, nonskolastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu. Pandangan ini memberikan pengertian luas kepada setiap orang untuk lebih mengekspresikan keinginan dan kemampuan dalam menimba ilmu, tidak hanya di suatu lingkungan tertentu.

Kategori homeschooling

1. Homeschooling tunggal, dimana suatu keluarga tinggal di lokasi yang sulit mendapatkan akses pendidikan formal. Misalnya, di kawasan kaki gunung atau di tengah hutan belantara.“Misalnya masyarakat Baduy, tanpa mereka sadari itu juga salah satu bentuk homeschooling dengan pola yang sangat kekeluargaan. Dimana para orangtua mengajarkan cara bercocok tanam, cara hidup akur berdampingan, dan bagaimana cara mereka menghormati warisan leluhur.

2. Homeschooling majemuk, dimana para orangtua mengundang tenaga pengajar yang ahli untuk mengajarkan berbagai hal kepada anak-anaknya. Kategori ini biasanya lebih trend digunakan oleh masyarakat kota, dimana orangtua tidak memiliki cukup waktu karena terlalu sibuk bekerja atau pun karena orangtuanya tidak merasa percaya diri dengan kemampuan mereka untuk mengajar anaknya di homeschooling.

3. Homeschooling asosiasi, dimana jenis ini memayungi dua jenis homeschooling lainnya. Para orangtua diberikan kebebasan untuk mengajarkan anaknya dan mereka (orangtua) juga diberikan advokasi untuk terjun langsung serta bertanggungjawab penuh atas pendidikan anaknya.

Kekuatan homeschooling

1. Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara klasikal.

2. Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata atau bahkan terendah.

3. Terlindungi dari “tawuran”, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan jajan makanan yang malnutrisi.

4. Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.

5. Lebih didorong untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minatnya, disamping juga terdapat materi ajar sesuai dengan standar kurikulum nasional.

6. Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nilai tertentu tanpa harus merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.

7. Mengajarkan pada anak-anak untuk menghadapi berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.

8. Memiliki peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya.